KESAMBI LAMONGAN
Kesambi adalah salah satu desa di Kabupaten Lamongan. Boleh dibilang tidak terkenal oleh siapapun kecuali orang kesambi tersendiri. Desa yang terkenal justru desa tetangganya yang ada disebelah barat yaitu desa Pucuk, nah mungkin karena desa pucuk mempunyai pasar dan setasiun kereta api. Walau tidak terkenal, penduduknya sangat mobile, banyak yang jadi migran hampir disemua kota di Indonesia, tapi tidak jadi TKI lho, itu hebatnya. Boleh dikatakan mulai lahir conger jiwanya sudah jiwa merantau atau mulai bayi barangkali sudah ada cita2 jadi perantau. Dan yang paling banyak adalah imigran yang bekerja jadi pedagang makanan. Dulu waktu kecil, didekat mushola anidhom ada lapangan sepakbola. Pada waktu saya pulang kemarin, pas lebaran, betapa kagetnya lapangan yang sewaktu saya kecil bermain sepakbola, sekarang tidak terurus sama sekali dan menjadi kubangan penuh dengan tanaman liar. Lapangan yang merana. " yek opo iki" kata batin saya. Terus saya lihat sekolahku dulu, yaitu MI Nidhomiah atau sekarang menjadi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah, nah ini baru seneng saya. Waktu sAYA DULU sekolah kondisinya boleh dikatakan jelek. Dindingnya terdiri dari papan, berlantai tanah dengan jendela dari kayu reng yang disilang-silang, persis sekola yang ada di filem LASKAR PELANGI. Tapi anehnya yang sekolah di MI itu semangatnya ruarbiasa, dan tak heran alumninya lumayan berhasil (kalau nggak percaya datang aja kesana... he..he..). Sekarang sekolah itu bergedun permanen cukup bagus untuk ukuran desa dan statusnya disamakan. Memang hebat koq, terima kasih pak pengurus. Waktu saya kesana kemarin tak pandangi lekat-lekat sekolahan saya dulu, dan berguman "terimakasih engkau telah mengantarkan aku dan kawan-kawanku ......
Guru waktu di madrasah dulu boleh dibilang kereng2 alias sangar2, saya cuma mbatin pancen gawane bayi ya mesti sangar. Sangarnya bukan lewat omongan atau nasehat2 yang menyejukkan tapi perilaku fisik misal njewer sampai berdarah, nyamblek dan lain-lain sampai ngeceng (mengancam). Ada lagi yang mlete (sombong), ini yang naudubillah. Kemarin ketemu waktu halal bihalal....eeee... mletenya nggak ilang2...pancen gawane bayi........nah kalau dipikir ya nggak apa2, itu mungkin metode yg diterapkan pada waktu itu. Jaman sudah berubah...dan sekarang mungkin cara mengajarnya sudah berubah.
Guru waktu di madrasah dulu boleh dibilang kereng2 alias sangar2, saya cuma mbatin pancen gawane bayi ya mesti sangar. Sangarnya bukan lewat omongan atau nasehat2 yang menyejukkan tapi perilaku fisik misal njewer sampai berdarah, nyamblek dan lain-lain sampai ngeceng (mengancam). Ada lagi yang mlete (sombong), ini yang naudubillah. Kemarin ketemu waktu halal bihalal....eeee... mletenya nggak ilang2...pancen gawane bayi........nah kalau dipikir ya nggak apa2, itu mungkin metode yg diterapkan pada waktu itu. Jaman sudah berubah...dan sekarang mungkin cara mengajarnya sudah berubah.
Komentar